Kamis, 05 Desember 2024
Kami berenam yaitu Pak Marsudi, Pak Aryo, Pak Edy, Pak Arif, Pak Suranto, dan aku tentu saja bertolak ke salah satu universitas di Yogyakarta. Sebenarnya kami ber tujuh yaitu dengan Pak Karyono. Tapi beliau sedang dapat dispo sehingga tidak ikut kami. Sungguh pas sekali ber enam di dalam mobil.
Rencananya kami jam sembilan berangkat. Karena menunggu Pak Suranto maka kami setengah jam lebih mundur. Padahal baru saja ditunggu. Kemudian beliau tiba dengan mio hitamnya. Pak Aryo membukakan pintu tengah mobil.
"Silakan yang mau duduk di belakang."
Nah tentu saja aku sadar diri karena aku yang paling muda sendiri. Kursi belakang adalah kursi tiri wkwk. Kemudian Pak Suranto menyusulku di kursi belakang. Di tengah ada Pak Edy dan Pak Arif. Pak Aryo menyetir mobil dan sampingnya adalah Pak Marsudi. Kami melaju pukul 09.30 menggunakan inova hitamnya Pak Marsudi.
Melintasi ringroad selatan Jogja. Kemudian melewati sekolahku dulu, lalu tibalah di sebuah kampus. Kami berenam turun dari mobil dan para mahasiswa melihat kita berenam dengan tatapan aneh. Apalagi aku cewek sendiri dalam rombongan tersebut.
Naik ke lantai dua untuk bertemu dengan dekan. Aku jadi kangen dengan suasana kampus. Suasana penuh dengan kecintaan terhadap rasa belajar walaupun agak pusing dikit. Pak Marsudi sebagai ketua panitia pemilihan Dukuh Gonjen menjelaskan maksud dan tujuan. Lantas beliau memperkenalkan kami. Aku sebagai perwakilan karang taruna dipanggil Bu wkwk. Ngga papa lah.
Kami datang sebagai tamu. Bukan sebagai mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi. Waktu ternyata cepat berlalu ya. Aku membawa kamera digital. Memprotretnya satu per satu sebagai arsip dokumentasi.
Dekan dan wakil dekan menemui kami. Dekan lantas mempersilahkan kami untuk menikmati snack yang tersedia. Aku sebenarnya lapar berat karena belum sarapan. Tapi aku melihat kanan kiri tidak ada yang membuka snack maka ku urungkan niatku untuk makan. Tanpa berlama-lama tibalah kami pulang. Dekan menyuruh kami membawa snack. Baru sampai di mobil kami makan snacknya haha.
Inova hitam membelah jalanan Kota Yogyakarta yang padat. Mobil ini berhenti di sebuah resto. Dari kelihatannya saja dari luar sudah ku duga pasti mahal. Kami dipesankan menu yang sama yaitu sop daging. Ku kira nasinya sedikit. Ternyata banyak. Dan yang pasti aku makan terakhir sendiri selesainya haha. Pak Marsudi memesan nasi dengan porsi setengah saja. Karena aku memaksakan menghabiskan makananku sendiri sebenernya aku mau muntah saat itu tapi ku tahan haha.
Begitulah cerita kami.
Bantul, 10 Desember 2024
22:54 WIB
Komentar
Posting Komentar