Langsung ke konten utama

Comparasion

Hari itu Hari Jumat. Tertanggal 29 November 2024. Menjelang akhir bulan dan akhir tahun. Banyak pekerjaan menanti seperti LPJan uang KPPS dan laporan mengenai barang dan jasa. 

Pukul 06.00 pagi aku mandi. Kira-kira setengah jam aku sudah selesai mandi. Langsung membuka laptop karena banyak pekerjaan yang menanti. Pertama-tama aku menyiapkan dokumen SPJ untuk yang ATK. Banyak anggota KPPS yang bingung karena contoh SPJ ATK tidak ada dalam file yang dibagikan di grup Pilkada Tamantirto.

Aku kemudian membuka file mengenai dokumen barang dan jasa. Ku pikir karena masih pagi dan fresh makanya akan cepat mengerjakan dokumen ini. Pukul 09.00 WIB aku menuju tempat fotokopian untuk mencetak SPJ TPS, resi, dan dokumentasi foto ATK.

Tidak menghabiskan waktu yang lama menuju Balai Desa Tamantirto untuk menunggu ketua KPPS. Satu jam ketua datang menghampiri. Bergelut dengan revisi ternyata SPJ kami langsung diterima saat itu. Perasaan lega jadi satu menyeruak hati. Uang lima ratus ribu rupiah sudah di tangan.

Kembali ke ruangan untuk mengerjakan desain logo dan dokumen pengadaan barang dan jasa.

"Mbak Tya kemarin ikut itu nggak?"

"Ikut Bu tapi nggak lolos."

"Anakku lolos."

"Masih ada tes lagi kan Bu itu besoknya?"

"Oooo nggak tau e. Anakku kemarin lolos pokoknya dan udah keterima di B** (salah satu bank daerah)."

Aku ngga tau kenapa hatiku tetiba sebel dan kesel jadi satu.

Setelah ibu itu keluar ruangan aku bertanya kepada rekan kerjaku.

"Kok aku jadi kesel banget ya mendengar perkataan ibu tadi."

"Halah udah biasa Mbak jangan dipikirin. Ibu itu sering mengagung-agungkan anaknya kok di depan kami."

"Tapi entah kenapa aku kesel bangettt. Mungkin karena salah satu sebabnya ada di hormonku yang sedang menjelang haid. Tapi kemarin-kemarin kan udah cerita kalau anaknya udah keterima. Bahkan udah dua kali. Ini ketiga kalinya."

"Aku udah kebal Mbak mendengar kata-kata itu."

Oh ternyata rekan kerjaku juga memiliki perasaan yang sama denganku. Kesel.

"Emang kita disini jadi orang yang 'gagal' ya? Kita juga udah nyelesaiin kuliah kita."

"Udahlah Mbak biarin aja. Emang seneng ngebanggain anaknya itu."

Arrrgggh aku jadi kesel banget. Tetiba aku merasa tidak cukup dengan diri sendiri. Padahal kalau dilihat sudut pandang lain menurutku aku udah cukup. Bisa menyelesaikan kuliah dan masih bertahan waras sampai saat ini merupakan hal yang patut disyukuri bukan?

Sesampainya di rumah aku langsung cerita mengenai hal tersebut. Adekku merespon,

"Halah ngejar validasi orang memang ngga ada habisnya."


Kasihan, Bantul

30 November 2024

04:43 WIB

Komentar