Denial Ternyata Sudah Tua
Empat Januari. Tahun ini aku genap menginjak seperempat abad. Masih denial juga ternyata aku udah tua, haha. Rasanya umurku terhenti di umur delapan belas tahun. Waktu melaju cepat hingga tak terasa udah di umur seperempat abad. Menurut penelitian, prefontal cortex sudah berkembang sempurna di usia ini yang fungsinya adalah merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengontrol diri, mengingat instruksi, menimbang konsekuensi, dan lain-lain.
Terlahir di Kota Geplak yang Kurang Suka dengan Makanan dan Minuman yang Manis
Terlahir di Kota Geplak yang mepet perbatasan kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dengan mayoritas makanan dan minuman yang manis-manis sangat kontradiktif dengan setelan pabrikku yang kurang suka manis. Tetangga bahkan keluarga sendiri juga suka manis. Membuatku harus kuat dengan perbedaan yang sangat signifikan ini. Tiap kali minuman tersaji di rumah ataupun saat bertamu. Atau acara kumpulan di tetangga. Aku selalu mengerjapkan mata bak merasakan sensasi kecut pada makanan setelah mencicip minuman yang suangat muanis. Lain lagi dengan makanannya. Kerupuk rasanya manis. Sayur yang rasanya manis. Ayam goreng rasanya manis. Sambil rasanya manis. Pokoknya semua manis huhu. Sempat ingin menangis karena buka bersama di masjid, saat makanan dan minumannya manis semua.
Aku baru tahu setelah semester empat. Ternyata aku memang peka terhadap rasa manis setelah menjalani hari dengan mengambil mata kuliah Praktikum Inderawi. Yaitu pada saat acara seleksi panelis. Dimana panelis disuruh menebak konsentrasi larutan gula dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10%. Bagi sebagian orang yang tidak peka dengan rasa manis mungkin tidak bisa membedakan larutan gula (sukrosa) dengan konsentrasi 2% dan 4%. Bayangkan saja larutan gula 2% yang artinya 2 gram gula dilarutkan dalam 100ml air. Sebagai perbandingan, rata-rata orang Bantul kalau membuat minuman teh dengan gelas kecil (gelas belimbing) biasanya 1 sendok makan gula. Satu sendok makan kira-kira memiliki massa 10 gram gula. Konsentrasi ini manisnya sangat tipis sekali. Bagi yang tidak peka mungkin rasanya hambar. Aku berhasil menebak dengan tepat lima konsentrasi tersebut. Dimana ada kode angka yang berjumlah tiga. Jadi calon panelis ini tidak tahu konsentrasi di dalam sampel. Wow. Termasuk kategori panelis yang peka.
Dikira Cowok Karena di Dalam Kandungan Sangat Aktif Sekali
Kata bapak dan ibukku saat di dalam kandungan tubuhku sangat aktif sekali. Kakak cowokku sangat senang sekali. Karena ia menebak bahwa yang di dalam kandungan ini cowok karena sangat aktif sekali. Ia gembira karena memiliki partner untuk mancing, sepak bola, voli, dan lain sebagainya. Jeng jeng. Lahirlah gadis cilik pada empat januari. Sangat mengejutkan.
Memiliki kakak cowok menjadi tantangan tersendiri bagiku. Dari kecil aku sudah dididik untuk berani oleh kakak dan bapakku.
"Kalau ada yang mengganggu, lawan pokoknya!"
Alhasil sewaktu kecil aku selalu adu mulut dengan anak cowok yang bergerombol dan usil terhadapku. Aku sendirian menghadapi mereka. Kelas empat SD aku sudah berkelahi dua kali dengan teman laki-laki yang menggangguku. Aku tidak menjambak teman perempanku. Aku berkelahi alias baku hantam dengan teman cowok yang menggangguku. Momen ini membuatku geleng-geleng di usiaku ini. Bisa-bisanya hahaha. Doktrin dari kecil untuk berani telah sukses. Sukses membuatku menjadi gadis kecil yang bar-bar.
Tidak hanya itu saja. Aku juga pernah lomba balap sepeda dengan beberapa temanku yang cowok. Menang dong. Setelah aku analisis ternyata tenagaku cukup besar waktu itu. Kayaknya sampai sekarang. Aku sudah tiga kali lebih merobekkan sprei di rumah. Keknya umur spreinya juga udah lama. Mulai deh victim blaming haha. Dan tidak afdhol rasanya kalau rok yang kupunya tidak sobek. Rok seragam SMP, SMK, atau rok biasa yang aku pakai.
Aku ingat sekali dulu saat TK saat pembagian seragam sekolah. Rambutku pendek karena tidak diizinkan bapak memiliki rambut panjang karena belum bisa merawat sendiri kata beliau. Tidak memakai anting-anting karena telingaku yang infeksi makanya dicopot antingnya. Aku dikasih seragam cowok oleh guruku. Lantas aku menukarkan kembali dengan seragam cewek.
Ibuku Membenci Cu Pat Kay Saat Mengandungku Agar Anaknya Pintar
Ibuku juga pernah bercerita. Saat mengandungku, ibuku membenci Cu Pat Kay dalam film Kera Sakti. Biar anaknya pintar. Gubrakkk. Ibuku juga pernah bercerita saat USG. Kata bidannya setelah melihat otakku, anak ini nantinya jadi pintar. Ternyata doa ibuku terkabul. Sewaktu SD dan SMP aku sering menduduki peringkat 1, 2, dan 3 di kelas. Saat SMK peringkatku turun karena banyak teman yang lebih ambisius dibanding aku. Aku sering masuk 10 besar. Saat kelulusan SMK aku berhasil meraih juara 3 untuk se jurusan kategori Ujian Internasional. Dimana ujian ini memakai Bahasa Inggris dengan materi kejuruanku yaitu Kimia Analisis. Wisuda sarjana aku meraih predikat cumlaude dengan masa studi 3,5 tahun. Setelah aku cek kecerdasan via online ternyata salah satu kecerdasan tertinggiku adalah kecerdasan logis matematis. Doa ibu benar-benar sakti sekali.
Tumbuh Menjadi Anak yang Picky Eater
Ibuku juga pernah bercerita bahwa aku ini adalah anak yang paling susah makan atau bahasa kerennya picky eater. Badanku jadinya kecil. Tetangga memprediksiku bahwa hidupku tidak lama lagi. Alhamdulillah ternyata aku bisa bertahan hingga saat ini. Makananku saat masih bayi hanya ASI dan snack yang menurut ibuku harganya cukup mahal. Karena kata beliau aku hanya mau makan snack itu wkwk. Picky eaterku ini masih terbawa hingga saat aku besar. Namun sekarang sudah ada perubahan karena aku kuliah di Teknologi Hasil Pertanian yang mempelajari ilmu pangan. Harus makan sayur karena ada kandungan seratnya. Harus makan makanan yang beragam. Semuanya dipelajari mulai dari kandungan gizi, struktur molekul, reaksi kimia, hingga metabolismenya di dalam tubuh. Aku telah bertumbuh. Kini sudah tidak picky eater lagi setelah belajar ilmu pangan.
Picky eater saat masih kecil ini membuat bapak dan ibuku sangat khawatir dengan kondisiku. Aku jadi anak yang paling sering hadir di jamu cekok kerkop dibanding kakak dan adikku. Lokasi jamu ini hanya 5,3km saja dari rumah. Melegenda sejak tahun 1875. Sudah 148 tahun sampai saat ini. Harapan bapak dan ibukku cuma satu. Anak tengahnya ini bisa lahap makan.
Tau nggak gimana mekanisme minum jamu ini? Jadi anak kecil dipaksa buka mulut karena anak kecil pada umumnya nggak suka minum jamu. Usai dipaksa buka mulut lalu diperaskan jamu yang dibungkus serbet. Anak-anak pasti menangis usai meminum jamu ini. Tapi usai belajar mengenai ilmu pangan. Rempah-rempah yang menjadi bahan jamu memiliki kandungan aktif yang luar biasa bagi tubuh. Pantas saja negara asing pada zaman dahulu berlayar sekian lama hanya untuk mencari rempah-rempah. Jamu cekok kerkop ini sangat legendaris sekali di Kota Jogja.
Picky eater membuat tubuhku kecil. Sangat khawatir dengan tubuhku ini, bapak ibukku memeriksakanku ke klinik paru-paru dulunya. Klinik paru-paru ini sudah berubah fungsi gedungnya. Sekarang sudah menjadi kantor hukum. Saat bapak menjemputku, bapak pernah bilang.
"Dulu kamu tak periksakan kesini takut kamu flek paru-paru karena susah makan dan badannya kecil."
Tidak hanya itu saja. Saat kelas empat SD, wali kelasku bilang pada ibukku saat pembagian rapor. Wali kelasku menyarankan ibukku untuk memberiku minuman kacang hijau agar tumbuh menjadi anak yang tidak kurus-kurus amat. Alhasil seringkali aku meminum minuman kacang hijau alias sari kacang hijau. Aku jadi teringat pelajaran saat SMK yaitu belajar Mikrobiologi. Salah satu bahan untuk membuat nutrien agar adalah tauge. Tauge berasal dari kacang hijau karena memiliki nutrisi yang baik untuk pertumbuhan mikrobia. Tapi aku kan bukan mikrobia? Haha.
Ah terlalu dramatis sekali anak tengah ini saat kecil.
Tumbuh Menjadi Pribadi yang Suka Membaca Buku Karena Melihat Bapak Sering Membaca Koran
Aku tumbuh menjadi pribadi yang suka membaca buku. Saat SMP dan SMK satu hari aku bisa menyelesaikan 1 hingga 2 buku untuk kubaca. Karena yang kubaca adalah buku fiksi. Kategori yang tidak terlalu berat. Sampai sekarang aku masih suka baca buku. Fiksi maupun nonfiksi. Setelah besar buku yang kubaca mayoritas nonfiksi. Butuh napas dan waktu yang panjang untuk memahaminya.
Kecintaanku membaca ini ternyata berawal dari bapak suka langganan koran dulunya. Melihat bapak sering membaca koran membuatku jadi ingin membaca juga. Aku suka pada topik herbal. Narasi penulisnya sangat bagus dalam membungkus tulisan. Karena suka dengan narasinya, aku memotong tulisan tersebut sampai ku koleksi dulunya. Aku berandai-andai saat kecil. Aku ingin menjadi konstributor koran. Tercapai juga impianku saat ini. Walau hanya menulis untuk rubrik Terjadi Sungguh-Sungguh Koran Merapi dan rubrik Cerita Misteri Koran Merapi.
Aku pernah membaca timeline suatu sosmed. Namun tidak aku simpan karena tidak sengaja kepencet tombol home sehingga postingannya hilang. Tulisan itu kurang lebih seperti ini.
"Anak adalah ujian. Bersabarlah kepadanya karena anak yang menjadi cobaan terberat suatu saat tumbuh menjadi anak yang paling berprestasi atau dibanggakan."
Apakah aku menjadi anak yang paling berprestasi dan dibanggakan? Bapak dan ibukku bangga kepada semua anaknya:)
Bantul, 04 Januari 2023
10:06 WIB
Masya Allah anugerah tersendiri diberikan kecerdasa ya, Kak, dan memang doa ibu itu selalu mujarab. Doa ibu akan selalu terkabul.
BalasHapusmujarab dan akan selalu terkabul kak :)
HapusLuar biasa nih, ternyata banyak hal unik dari Kakak ya. Terutama bagian ibu Kakak sampai benci Cu Pat Kay supaya anaknya pintar. Tapi alhamdulillah terkabul ya. Aku jadi mau coba pas punya anak namti.
BalasHapuswkwk boleh dicoba kak, kalau berhasil aku dikabari ya hehe
HapusUsia-usia segitu memang enggak mudaah, ya, Kak. Ssgala bentuk cobaan dan ujian mesti dihadapi dan dijalani. Melihat kisah Kak Tya rasanya seru banget hihi unik-unik juga faktanya, apalagi yang pas Kak Tya dianggap lanang karena saking aktifnya wkwkwk
BalasHapustidak mudah tetapi harus dijalani hehe, iya rada kocak emang :D
HapusJujurly Baru tahu ada kota geplak nih kak. Lucu nama kotanya. Kisah perjalanan hidupnya seru gini. Jarang banget ada orang yg mau berbagi kisah hidupnya kaya kak tya ini apalagi bercerita sejak dalam kandungan hihi.
BalasHapusHehe iya nama lain dari Kabupaten Bantul mbak :D untuk mendokumentasi cerita ehe
HapusMasyaAllah, sehat selalu ya mba. Wah keren..enggak menyangka kalau mba Tya ini cum laude, barokallah..semoga berkah usia dan ilmunya
BalasHapusAamiin, semoga mbak sari juga sehat selalu. Makasih, wa fiik barakallah
Hapusbaarakallah kakak.. seru juga ya kalau mengenang masa-masa kecil hoho, yang agak unik memang ketika ibunya kakak sampe benci cu pat kay agar anaknya pintar. meskipun apapun itu pasti yang terbaik untuk kakak yaa
BalasHapushihi iya rada lucu memang ceritanya:D
HapusWahhhh ternyata orang Bantul. Aku suka sama peyek tumpuknya. Jaman kuliah dulu aku suka nginep di rumah temenku yang rumahnya di Bantul. Btw, kak Tya unik banget yaaa. Aku juga waktu kecil dulu ga suka makan. Sampe harus dicekokin jamu. Wkwkwk. Indahnya masa kecil.
BalasHapusoh iya ada peyek tumpuknya, banyak yang jual ehe. Lah kita ternyata samaan :D
HapusSaya baru tahu ada praktikum indrawi...seru kayaknya praktikumnya. Maklum saya ini anak IPS jadi tidak pernah melakukan praktikum hehe
BalasHapusSeru banget ehehe, walau begitu aku juga suka belajar IPS ehhe. Dulu pengen masuk jurusan IPS :D
HapusKak Setya yuk main ke Sumatera, dijamin semua makanannya enggak ada yang manis kecuali kolak dan teh manis panas hihi..
BalasHapusSemoga ada rezeki untuk main ke Sumatera biar bisa merasakan masakan yg enggak ada manisnya wkwk
Hapussempat bingung sama cu pat kay ini yang mana, sudah inget sekarang, kok bisa ada ide benci cu pat kay supaya anaknya jadi pintar
BalasHapusibuku mendapatkan inspirasinya darimana yak? aku juga tidak tahu wkwkk. dasarrr
HapusSaya penyuka makanan Manis tapi sedikit. Membayangkan 1 gelas belimbing teh diberi 1sdm gula itu bukannya minum teh tapi gula. Anak saya yang pertama juga termasuk Picky eater kelihatannya. Karena makannya sulit sekali.
BalasHapusbenar xixi, larutan gula pol. Waduh sama-sama picky eater ternyata ehee
HapusSeperempat abadnya sudah tua ga kak? Apa kabar diriku yang uda brapa abad ini? Kkkk ..anyway, saya suka geplak! Menarik jadi tau segala sisi lain dari kakak. Salam kenal yaaa....(biar lebih kenal lagi) hohoho
BalasHapussudah tua mbak hihi. waw menarik ternyata mbak silvana suka geplak yg manis banget xixi. Salam kenal juga mba ehe
HapusDuuh aku kok ada ketawa-ketawanya gitu ya baca tulisan ini. Hebat kaa
BalasHapusnanti dikira gimana lho kak kalau ketawa-ketawa sendiri ehehe
Hapus