Senin, 03 Oktober 2022
Hujan mengguyur wilayah Jogja dengan deras. Langit berwarna
abu-abu pekat merata di berbagai wilayah. Udara sejuk membuatku enggan beranjak
dari tempat tidur. Ku buka jendela sedikit untuk membiarkan udara sejuk masuk
menguasai kamarku. Derasnya hujan yang turun mendamaikan siapa saja yang
mendengarnya. Apakah rasa tenang dan damai memiliki frekuensi yang sama dengan
frekuensi air hujan? Entahlah aku juga tidak tahu.
Begitu jarum jam mendekati pukul tujuh pagi aku segera
beranjak dari kasur. Segera mencari handuk di ruang belakang dan mandi secepat
kilat walaupun airnya tidak terlalu dingin. Hujan masih mengguyur dengan deras.
Aku kemudian merapikan kamarku sesempatnya. Lalu memberi makan tiga ikan emasku
yang mulai gemoy. Dua lainnya sudah mati. Entah karena turbiditas melampaui
standar atau malah kalah dengan rekan sesama ikan dalam aquarium. Tiga ikan
emasku sudah mampu bertahan sejauh ini.
Setelah ganti baju dan makan aku mulai berangkat menggunakan
jas hujanku yang berwarna hitam. Volume kendaraan pagi ini tidak terlalu ramai.
Sepi. Orang-orang yang melintasi ringroad Yogya juga tidak terlalu ramai. Aku
tidak berani ngebut walaupun tidak banyak orang yang lewat. Takut terjatuh. Sesampainya
di perempatan kids fun banyak kendaraan yang memelankan lajunya. Air setinggi
30cm kurang lebih menggenangi wilayah tersebut. Setelah berhasil melaluinya aku
bernapas lega. Ternyata genangan di depan lebih dalam lagi. Dengan hati
deg-degan aku melewatinya dengan pelan-pelan.
“Semoga motornya nggak macet.” Doaku dalam hati.
***
Jam empat sore waktunya pulang. Aku mencari helm yang berada
di kursi. Loh helmku mana. Aku setengah panik. Mas Aviv hanya tersenyum saja.
“Helm honda Mbak? Itu.” Tunjuk Mas Aviv.
“Hari ini aku pakai helm bmc hitam. Biasanya pakai helm
honda.” Jawabku.
Tinggal helm honda dan helm hiu saja yang tergeletak. Mbak
Bita keluar dari ruangan.
“Loh helm vog abu-abuku mana?”
Mbak Bita juga kehilangan helmnya.
Aku mulai mengirim pesan whatsapp di grup pasukan review.
Dibawa Mas Muqoddar ternyata. Akhirnya aku membawa helm
hiunya Mas Muqoddar sampai rumah. Kukira aku yang kelupaan membawa helm honda
teman. Ternyata helmku yang kebawa temen. Hahahhahha.
Bantu, 04 Oktober 2022
13:44 WIB
Ini tuh ceritanya sederhana karena memang kejadian sehari-hari. Tapi cara ngemasnya itu effortless banget, hihi, keren banget!
BalasHapusAaa terimakasih kak vina telah mampir blogwalking di blogku. Jadi semangat nulis nih kalau begini wkwk :D
Hapus