Salah satu
permasalahan gizi di Indonesia yang berdampak pada kualitas SDM (Sumber Daya
Masyarakat) adalah stunting. Nah apa itu stunting? Stunting adalah kondisi
dimana kurangnya gizi kronis yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
jangka waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada tinggi
badan anak. Tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya.
Dikuti dari warta kesmas dari
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2018, jumlah bayi di Indonesia
lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2500 gram sebanyak 10,2%. 19,6%
Bayi di Indonesia memiliki berat badan tidak sesuai dengan usianya (gizi
kurang) dan sebanyak 32,2% balita di Indonesia memiliki tingga badan tidak
sesuai dengan usianya. Hal yang lebih mengejutkan lagi sekitar delapan juta
anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak maksimal. Prevalensi stunting di
Indonesia sekitar 37,2%. Jika diibaratkan seribu anak yang lahir, maka 370 anak
tersebut mengalami stunting. Persentase yang cukup besar.
Stunting tentunya memberikan dampak
jangka panjang jika ditangani tidak benar diantaranya ialah
1. Mudah
sakit
Kekurangan
gizi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh diantaranya adalah kekebalan
tubuh. Defisiensi atau kekurangan beberapa vitamin dan mineral dapat menurunkan
kekebalan tubuh. Vitamin dan mineral yang sangat berguna untuk meningkatkan dan
menjaga sistem kekebalan tubuh adalah vitamin C,D,E, dan zinc. Vitamin dan mineral
tersebut banyak ditemukan pada sayur dan buah-buahan.
2. Kemampuan
kognitif berkurang
Secara umum, kemampuan kognitif adalah proses manusia menerima informasi atau pengetahuan.Ternyata
stunting memberikan korelasi terhadap kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada
anak..Pada kondisi stunting, mengakibatkan terjadinya gangguan pada proses
pematangan neuron pada otak serta perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat
menyebabkan gangguan pada kondisi anak. Anak tidak bisa maksimal dalam menerima
informasi dan pengetahuan sehingga berdampak pada prestasi belajar.
3. Saat tua
berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan
Beberapa contoh
penyakit yang berhubungan dengan pola makan adalah jantung koroner, malnutrisi,
diabetes tipe 2, obesitas atau kelebihan berat badan, gula darah rendah, dan gangguan
pencernaan.
4. Fungsi-fungsi
tubuh tidak seimbang
Saat
melakukan aktivitas, tubuh memerlukan energi dalam jumlah besar dan gizi makro
maupun mikro dalam skala yang kecil. Rendahnya suplai makanan yang mengandung
energi dan gizi makro maupun mikro mempengaruhi fungsi tubuh. Misalnya kurangnya
vitamin C mengakibatkan tubuh menjadi mudah lelah.
5. Mengakibatkan
kerugian ekonomi
Kok bisa
ya stunting mengakibatkan kerugian ekonomi? Produktivitas seseorang yang
mengalami stunting tentu lebih rendah dibanding yang tidak mengalami stunting.
Produktivitas yang menurun mengakibatkan perputaran uang semakin lambat
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi.
6. Postur
tubuh tak maksimal saat dewasa.
Kekurangan
gizi mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi lebih terhambat karena ‘bahan
baku’ yang digunakan untuk proses tumbuh tidak maksimal. Maka hasilnyapun juga
kurang maksimal. Tidak hanya itu saja, massa otot menjadi kecil karena defisiensi
gizi.
Tidak hanya satu faktor saja
yang menyebabkan kondisi stunting yaitu kurangnya pemenuhan zat gizi. Beberapa
faktor lainnya adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, status ekonomi,
kurangnya keragaman pangan, status sosial, dan pengetahuan maupun pendidikan
ibu. Kini, informasi mengenai pencegahan stunting dapat diakses lebih luas oleh masyarakat dengan adanya internet. Salah satu manfaat internet adalah menambah pengetahuan mengenai stunting.
Kabar
baiknya stunting dapat dicegah dengan beberapa tindakan diantaranya adalah
pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, memberikan ASI dan MPASI pada bayi,
mengakses air bersih dan fasilitas sanitasi, serta memantau pertumbuhan balita
di posyandu. Mari cegah stunting untuk SDM Indonesia yang lebih berkualitas!
Komentar
Posting Komentar