Kata apa yang terlintas pertama kali sewaktu mendengar kata
puasa? Tidak cukup terlintas hanya satu dua kata saja. Banyak sekali kata yang
terlintas. Begitu mendengar kata puasa terlintas kata seperti haus, lapar, buka
puasa di masjid, buka bersama teman-teman, kolak, petasan, sholat tarawih di
masjid, dan masih banyak yang lainnya. Hawa dan aroma di Bulan Puasapun berbeda
dibanding dnegan bulan-bulan lainnya. Pagi harinya sangat tenang. Malam harinya
juga tenang. Atmosfer yang tidak ditemukan di bulan manapun.
Berbicara soal makna puasa, makna puasa ternyata berubah
sewaktu tambahnya usia. Jika saat kecil dahulu belum bahkan tidak bisa memaknai
puasa maka berbeda halnya dengan usia sekarang. Saat kecil dahulu memaknai
puasa sebatas puasa adalah perintah Allah Subhanahu wa ta’ala yang tertulis
dalam quran. Menahan segala sesuatu yang membatalkan hingga tiba waktunya
puasa.
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” Surat Al Baqarah, ayat 183.
Namun seiringnya berjalannya waktu hingga tak menyangka
usia ini sudah melaju cepat. Makna puasa berubah seiring berjalannya waktu.
Makna puasa menurutku adalah:
1.
Melatih pribadi menjadi empati terhadap
lingkungan sekitar
Setelah
merasakan puasa ternyata begini ya rasanya puasa itu. Lapar, haus, dan tidak
bertenaga. Apalagi melakukan aktivitas fisik yang padat merayap seperti jalanan
jam empat hingga jam lima sore. Dengan pernah merasakan kondisi tidak makan dan
tidak minum menggugah empati terhadap saudara kita di jalanan yang belum makan
ataupun minum. Tidak lagi dengan perasaan yang berat membantu orang lain yang
belum makan, namun semakin enteng. Karena kitapun pernah berada di posisi
tersebut.
2.
Puasa sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat
Saat
kuliah dahulu, aku menemui mata kuliah wajib saat menginjak di semester tiga.
Mata kuliah ketahanan pangan dengan tiga sks tiap minggunya. Mata kuliah ini diampu
oleh Pak Wisnu. Saat itu Pak Wisnu membagikan jurnal dari WHO (World Health
Organisation). Jurnal berbahasa Inggris dengan halaman ratusan. Kelas kamipun
dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok mempresentasikan suatu topik
mengenai salah satu dari jurnal yang telah dibagi oleh Pak Wisnu.
Menariknya,
di dalam jurnal tersebut berisi kalkulasi-kalkulasi sistematis mengenai
pertanian terpadu. Dijelaskan rinci dari jumlah penduduk dunia, sumber polutan
dari bidang pertanian, hingga jumlah polutan yang diakibatkan oleh kegiatan
pertanian. Kegiatan pertanian dalam arti luas yang meliputi kegiatan produksi
pada proses pertumbuhan dari tumbuhan, hewan, kehutanan, peternakan, perkebunan,
dan perikanan.
Dijelaskan
oleh Pak Wisnu bahwa setiap makanan yang kita makan telah melalui proses yang
suangaatttt panjang. Mulai dari hulu hingga ke hilir. Belum lagi proses memasaknya.
Kalau di total berapa jumlah energi dari proses pertanian hingga makanan sudah
terhidang di piring kita. Tentunya buanyak sekali. Berapa polutan yang
dihasilkan untuk membuat makanan hingga makanan tersebut sudah ada di piring.
Tentunya juga banyakkk sekali. Berapa waktu yang dibutuhkan agar makanan sampai
kepada konsumen? Tentu bukan waktu yang sangat singkat.
Belum
lagi masalah kelaparan di berbagai belahan negara lain karena perang atau situasi
negaranya yang sangat sulit. Kondisi stunting pada anak-anak, penyakit busung lapar,
defisiensi vitamin dan masih banyak lagi persoalan di dunia mengenai ketersediaan
dan keterjangkauan mengenai pangan. Sungguh beruntungnya kita. Akses pangan,
harga pangan yang masih bisa dijangkau, dan itu sudah terhidang di meja rumah
masing-masing setiap harinya.
Puasa
tidak hanya sekedar menahan apa yang diperintahkan saja, namun juga bisa
sebagai salah satu sarana untuk bersyukur bahwa makan dan minum merupakan salah
satu nikmat yang harus disyukuri.
Rabu, 27 April 2022
Komentar
Posting Komentar