Kegemaran
menulis memang dianggap aneh bagi sebagian orang. “Kenapa sih nulis? Gabut
banget sih. Kayak nggak ada kerjaan yang lain saja.” Hatiku bak tersayat
sembilu. Perih sekali. Seolah-olah menulis hanya untuk orang gabut saja.
Padahal orang sibukpun menyempatkan waktunya demi menulis. Awalnya sakit hati
dengan pernyataan teman saya yang mengatakan bahwa saya tidak punya kerjaan.
Tapi lambat laun sudah terbiasa. Telinga saya sudah mati rasa. Begitu juga
dengan hati saya. *sesi dramatisir drama sudah dimulai wkwk.
Dibalik
‘kegabutan’ saya itu, menulis memiliki keuntungan sendiri dengan adanya kegiatan
bernama menulis.
1. Saya pernah terkenal karena ikut jurnalis muda di
Koran Kedaulatan Rakyat.
Foto saya terpampang tiap Hari Kamis bersama teman
sekelompok saya. Ternyata, saya masih dikenal oleh guru Biologi SMP saya. Pak
Tarbiyoto. Begitu mendapati foto saya terpampang di koran yang hits di
Yogyakarta itu, Pak Tarbiyoto bilang ke anak SMP yang salah satunya sepupu saya.
“Dulu, ini (menunjuk fotoku) bersekolah disini." Posisi saya saat itu kelas 3
SMK. Saat tulisan kami terbit hari Kamis, teman-teman SMK ada yang menyadari
bahwa foto saya dan teman sekelompok ada disitu.
“Ciee masuk koran e.” Saya hanya tersenyum tipis.
Akhirnya saya ‘terkenal’ juga wkwk.
Ketika kuliah, saya mengirim TSS (Terjadi
Sungguh-Sungguh) di Koran Merapi dan lolos kurasi. Foto tulisan saya yang
dimuat menyebar di grup dosen prodi. Apesnya waktu bimbingan laporan PKL salah
satu dosen tersebut bilang,
“Bisa nulis koran kok tapi masih berantakan di
laporan.”
Saya hanya menyengir saja. Tulisan yang lolos di koran
hanya 3 kalimat saja Bu. Beda dengan laporan yang berpuluh-puluh halaman. Mana
gaya menulis di TSS kan tidak pakai SPOK. Lebih luwes lagi.
2. Mendapatkan Uang
Hasil dari menjadi jurnalis muda KR tentu saja ada uangnya. Walaupun nominalnya sedikit saya senang. Euforia ke kantor bagian keuangan, menyerahkan foto copy tanda pengenal, dan menunggu dikasih uang. Menjadi adrenalin tersendiri.
Saya juga pernah menjadi penulis artikel di salah satu website pramuka. Gilakk tulisan saya dishare di facebook. Di like oleh ribuan orang. Kalau di blog mah boro-boro dibaca ribuan orang.
Dibalik keuntungan tersebut, tentu ada alasan lain kenapa saya ngeblog. Alias corat-coret tulisan di blog dengan hostingan gratis ini ehe.
1. Pengen Ngeblog Kayak Teman Saya
Jaman saya SMP ternyata ada seorang dua orang teman saya memiliki blog. Kemudian link cerita di blognya dishare ke facebook. Aku baca cerita di blognya. Aku berfikir asyik juga ya ternyata punya platform gratisan untuk menulis. Lalu akhirnya saya tanya kepada teman saya yang kebetulan sekelas. Gimana caranya buat blog. Lalu dikasih tahu dan akhirnya saya memiliki blog.
2. Dokumentasi Cerita
Rasanya, ingin mendokumentasikan banyak-banyak cerita di blogku. Menulis kemudian di post. Biar ketika saya membacanya, mengingatkan perjalanan saya hingga hari ini. Tentu saja yang ingin saya abadikan adalah momen-momen terbaik, sedih, gembira, dan momen terapes saya seperti hilang di Pantai Kuta Pulau Bali yang sampai saat ini masih ada disini.
3. Tugas Pitik Angkrem
Menjadi jurnalis muda di KR ternyata tidak langsung diterima begitu saja. Ada serangkaian tugas yang harus dikerjakan. Salah satu tugas tersebut adalah Pitik Angkrem. Angkrem dalam bahasa Indonesia artinya mengerami. Nah, berapa hari pitik mengerami telurnya? Tepat sekali. 21 hari. Selama 21 hari tersebut kami menulis tanpa henti. Kalau sehari saja absen, di hari berikutnya kami wajib posting 2 tulisan. Hukuman tersebut udah kayak bunga di bank saja. Semakin banyak absen nulis, tentu semakin banyak tanggungan tulisan. Platform yang digunakan untuk menulis tentu saja blog. Alhamdulillah sudah buat blog, tinggal mengisi saja.
4. Ikut Challenge
Setelah keterima menjadi jurnalis muda, ada challenge juga ternyata bersama angkatan lain. Challenge menulis tersebut bernama pakpolisiblog (Padakacarma poso-poso nulisi blog). Challenge menulis selama puasa Ramadhan full. Setelah Ramadhan usai, kami kopdar. Kopdar di kantor Kedaulatan Rakyat di selatan Tugu Yogyakarta. Ternyata kalau ada yang absen bayar Rp. 2000 per hari. Nah, aku absen 2 atau tiga tulisan. Sementara uang terkumpul hasil denda, ternyata uang tersebut diberikan kepada dua peserta yang sama sekali tidak absen. Hmmmm.
5. Itulah alasan dulu kenapa saya ngeblog. Untuk saat ini tentu saja ingin memperdalam dunia perbloggeran bersama ODOP Blogger Squad. Ingin mendalami perSEOan duniawi. Barangkali bisa dapat uang juga dari sini ehe.
Mari pelihara konsistensi.
BalasHapusSiapp om wakhid 💪
Hapus