Entah bagaimana ceritanya aku bisa menjadi salah satu koordinator pengumpulan buku dari alumni untuk membantu proses akreditasi perpustakaan sekolah. Ketika mendengar akreditasi yang kubayangkan adalah proses mencari data, input data, dan borang-borang yang Masyaallah banyaknya. Huft. Kemarin baru saja selesai akreditasi program studi di kampus. Luar biasa hecticnya. Deg-degannya, pusing nyari-nyari datanya, inputnya, editingnya, nyecan dokumen beratus bahkan beribu-ribu lembar. Waduh pokoknya menguras tenaga, waktu, dan semuanyaaahhh. Hahahah mulai deh dramanya.
Ada teman dan
alumni yang menyumbang buku lewat aku dan taraaa. Aku berasa ditarik ke masa
lalu oleh tumpukan buku yang terkumpul. Aroma buku mengingatkanku sewaktu SMP
dan SMK. Sewaktu SMP, aku bisa membaca buku terutama novel yaitu satu hingga dua
buku per hari. Gilakkkk. Sebegitu sukanya dulu membaca buku. Ada Ulysses Moore,
karya anak-anak FLP, Hilman dan Boim, dan buanyakkkk buku yang lainnya. Rindu berat.
Aku rindu membaca segila itu.
Sewaktu SMK masih
buku-buku fiksi. Ada trilogi Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata yang lain,
Perahu Kertas, dan masih banyak yang lainnya. Sekarang? Duh. Aku membaca karya Marie
Kondo aja setahun lebih nggak kelar-kelar. Eummmmmm. Kok aku sedih ya. Daya bacaku
menurun. Ternyata, aku udah nggak secinta itu lagi membaca buku.
Komentar
Posting Komentar