Saat
ini, sepeda motor seperti kebutuhan primer dalam kehidupan. Tiap rumah memiliki
satu buah sepeda motor bahkan lebih. Apalagi, bila anggota keluarga tersebut
sudah dewasa, pastinya jumlah sepeda motor yang dimiliki pasti sama dengan
jumlah anggota keluarga itu. Sepeda motor memiliki bodi yang ramping yang mampu
menembus kemacetan dibandingkan dengan alat trasportasi lainnya. Sebab itulah,
sepeda motor banyak diminati.
Menggunakan
sepeda motor dalam perjalanan jauh juga memiliki syarat, seperti :
- Memiliki surat-surat penting seperti SIM dan STNK.
- Memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti helm, sarung tangan, masker, sepatu, dan lainnya.
- Kondisi tubuh sehat secara jiwa dan raga.
- Tidak menggunakan alat komunikasi saat berkendara.
- Membawa perlengkapan yang dibutuhkan saat perjalanan seperti jas hujan, uang, dan lainnya.
- Memboncengkan maksimal satu orang dewasa.
- Berkonsentrasi saat berkendara.
Aku
memang paling sering menggunakan alat transportasi bernama sepeda motor. Pada
awalnya takut naik sepeda motor, karena ayah yang biasa antar jemput sekolah
saat SMA baru sakit, kuberanikan diri untuk mengendarai motor. Sebenarnya, aku
sudah bisa mengendarai motor dalam kondisi di wilayah kampung. Untuk medan
jalan raya kota aku belum terlalu mahir untuk selip sana selip sini. Kuberanikan
berangkat dengan mengendarai sepeda motor sendiri. Dengan kecepatan perlahan
sekitar 40km/jam saja. Mengendarai motornya pun selalu di tepi sebelah kiri,
belum berani untuk menengah lalu menyelip motor ataupun mobil yang bergerak
lambat.
Aku
pernah srempetan antar kaca spion dengan pengendara motor lain. Posisiku saat
itu berada di dalam tengah jalan raya untuk menunggu lampu lalu lintas berwarna
hijau. Tak lama kemudian, lampu hijau menyala. Waktu tersebut mendekati pukul
tujuh. Dimana pelajar dan pekerja menghambur ke tujuan masing-masing. Suasana
jalanan macet.
Banyak
pengendara lain tidak sabaran lalu membunyikan suara klakson berkali-kali
hingga membuat suasana keruh. Ditambah lagi udara pagi itu sudah panas. Dari
arah lawan ada mobil yang melaju, pengendara belakangku tidak sabar dengan
antrian panjang. Kemudian menyelipku dari sebelah kanan, sementara itu mobil
dari arah lawan dekat dengan posisi samping kananku. Karena dalam kondisi
terdesak, pengendara motor yang tidak sabaran itu memepet motorku sehingga kaca
spion kami saling bersentuhan. Aku yang fokus dengan kondisi depan motor
terkaget-kaget. Rupanya, senggolan spion membuat aku sedikit trauma. Nah,
cerita di atas adalah pengalaman ku naik motor. Lalu, bagaimana dengan awal
mulanya sejarah sepeda motor secara singkat?
Bapak
sepeda motor adalah Gottlieb Damlier, lahir di Schorndorf 17 Maret 1834,
seorang ahli mesin berkebangsaan Jerman yang pertama kali berinovasi merakit
sepeda motor pada tahun 1885 di negaranya, Jerman.
Awal
mula penciptaan karyanya ini, dia mendesain sebuah sepeda kayu dengan empat
roda, dimana terdapat dua tambahan roda di belakangnya, yang seperti kita lihat
seperti roda pada sepeda anak-anak, kemudian di pasang sebuah mesin dengan
pembakaran sempurna. Dengan kecepatan 10km/jam dan 700-900 putaran per menit,
hasil ujinya ini diperkenalkan dan kemudian test ride pada 10 November 1885
dengan menunjuk putranya sebagai rider. Disinilah titik awal sejarah sepeda
motor dimulai.
William
Sylvester Harley, seorang insinyur lulusan Universitas Wiconsin dan Arthur
Davidson adalah dua sahabat yang merancang motor fenomenal sepanjang sejarah
bernama Harley Davidson. Ide untuk membuat sepeda bertenaga mesin tercetus saat
Harley bekerja sebagai juru gambar dan Davidson sebagai perancang pola di
pabrik sepeda di Wiconsin.
Sumber
: kompasiana.com
#onedayonepost
#nonfiksi
#reviewproduk
#reviewalattranportasi
#reviewtempatwisata
Komentar
Posting Komentar