Bioteknologi dalam perkembangannya yang
cepat, bermanfaat dalam berbagai bidang. Seperti bidang pangan, bidang farmasi
dan kedokteran, pertanian, peternakan, pengolahan limbah, dan bahan bakar alternatif.
Di postingan saya sebelumnya sudah di bahas peran bioteknologi dalam bidang
pangan. Nah, apa saja peran bioteknologi dalam bidang farmasi dan kedokteran?
- Pembuatan VaksinApa yang terlintas ketika mendengar kata vaksin? Sakit, obat, dan penyakit. Vaksin diberikan untuk melindungi atau mencegah tubuh terserang penyakit yang berasal dari mikroorganisme (virus, bakteri) yang dilemahkan atau toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut. Pemberian vaksin memungkinkan tubuh membangun kekebalan dengan membentuk antibody. Pembuatan vaksin dibagi menjadi dua yakni pembuatan vaksin secara tradisional atau konvensional dan pembuatan vaksin secara modern dengan teknik rekayasa genetika.Vaksin di berikan ke dalam tubuh dengan cara yang bervariasi. Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan cara disuntikkan ke dalam otot (intramuskular), disuntikkan di bawah lapisan kulit (subkutan), atau disuntikkan ke dalam lapisan kulit terluar hingga menggembungkan kulit (intakutan), dan ada pula vaksin yang diberikan dengan cara diteteskan melalui mulut (oral). Nah, pernah kita lihat saat di Posyandu. Balita di berikan vaksin dengan cara oral. Nah, jenis vaksin di bagi menjadi dua yakni vaksin hidup dan vaksin mati.Pada pembuatan vaksin secara konvensional dapat menimbulkan efek samping yang merugikan, misalnya:a. Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih melanjutkan proses reproduksi.b. Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat vaksin mungkin masih dapat menyebabkan penyakit.c. Ada orang yang alergi terhadap sisa sel dari produksi vaksin meskipun sudah dilakukan proses pemurnian.d. Orang yang bekerja dalam pembuatan vaksin mungkin bersentuhan dengan organisme berbahaya yang digunakan sebagai bahan pemuat vaksin meskipun sudah di cegah dengan menggunakan alat pengaman.Pada pembuatan vaksin secara modern, menggunakan prinsip rekayasa genetika untuk mengurangi berbagai risiko yang tidak diinginkan. Prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut :a. Mengisolasi (memisahkan) gen-gen dari organism penyebab penyakit yang berperan menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan bodi.b. Menyisipkan gen-gen yang telah diisolasi tersebut ke tubuh organism yang kurang patogen.c. Mengulturkan organism hasil rekayasa sehingga menghasilkan antigen dalam jumlah banyak.d. Mengekstrasi antigen yang kemudian digunakan sebagai vaksin.
2.
Pembuatan Antibiotik
Seringkali,
kalau kita sakit kita menemukan tulisan kemasan obat dengan kata antibiotik.
Antibiotik adalah produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu
dan bersifat menghambat pertumbuhan atau merusak mikroorganisme lain. Antibiotik
telah dikenal sejak lama untuk melawan berbagai infeksi mikoorganisme patogen. Antibiotik
dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Nah, bagaimana sejarah penemuan antibiotik? Penelitian
tentang antibiotik pertama kali dilakukan oleh A. Gratia dan S. Dath pada tahun
1924. Penelitiannya menghasilkan aktinomisetin dari galur Actinomycetes
(bakteri mirip kapang). Actinomycetes tidak dipakai untuk mengobati pasien,
tetapi untuk melisis kultur bakteri dalam pembuatan vaksin. Sejak tahun 1940,
banyak antibitok kemoterapeutik yang telah diisolasi dari Actinomycetes. Penemuan
tentang antibitok juga ditemukan oleh ilmuan bernama Alexander Fleming.
Alexander Fleming menemukan Penicillium notatum, yang menghasilkan antibiotik
penisilin.
Ternyata, antibiotik dan vaksin bagian dari penerapan
bioteknologi di bidang farmasi dan kedokteran. Semoga artikel ini memberikan
manfaat.
Sumber:
Dra.
Sri Maryati dkk. 2012. Biologi Untuk
SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga
infoimunisasi.com
#onedayonepost
#nonfiksi
#reviewbukunonfiksi
#reviewbukufiksi
#reviewfilm
Komentar
Posting Komentar