Bayangkan, satu ruangan berukuran 3 x 5 meter itu penuh
anak kecil. Rata-rata mereka adalah pelajar sekolah dasar. Mereka sibuk dengan
urusan masing-masing. Ada yang ngobrol, ketawa ketiwi sampai-sampai tokek pun
muat masuk mulut mereka. Aku hanya prihatin. Mbak Tini, selagi guru ngaji
mengambil nafas, lalu mengumpulkan tenaga. Berbicara dengan suara keras sambil
langkah kaki menghampiri anak-anak yang ramai. Mengangkat telunjuk untuk
diletakkan di hidung dan bibir. Mengisyaratkan untuk
diam.
Aline, anak kecil yang periang sedari tadi belum bisa
berhenti ngobrol. Ia juga belajar di SDku dulu. Suasana kian ramai setelah
semua anak kecil berkumpul. Selesai dari jalan-jalan mengitari kampung. Sebagai
ganti acaramengaji hari ini. Ide bagus, agar anak-anak tak jenuh.
***
Sosok seorang laki-laki tiba-tiba hadir di sampingku
agak jauh.
“Dek, ada yang masih inget juara lomba hafalan surat
siapa?”
“???. Apa mas?”
“Dek, ada yang masih inget juara lomba hafalan surat
siapa?”
“Aku lupa mas”
Tiba-tiba, ia pergi mengambil kertas.
“Aku lupa mas” kataku.
Ia hanya tersenyum. Bersiap menulis. Mungkin ia tak
mendengar kataku tadi.
“Yaudah, nanti tak salin di rumah aja. Catatannya masih
di meja kok” jawabku. Seolah-olah membaca fikirannya.
“Kertas yang itu tak bawa aja mas. Sekalian daftar yang
putri” Terangku.
“Oh ya. Makasih ya dek”
“Emang daftarnya hilang po mas?”
“He.em, makanya aku kesini”
“Oooohh”
Ia langsung menuju ruang sebelah. Meninggalkan anak-anak
yang sedari tadi memperhatikanku.
“Cieee ciiieeee”
***
Kali ini, dua misi sekaligus terselesaikan di hari
menjelang takbir berkumandang. Misi kedua lomba anak-anak. Yang pertama, emmm,
aku tak mau menceritakannya disini, hehe.
15 Juli Ramadhan 1436 H
Komentar
Posting Komentar